Dimasa yang penuh dengan krisis moral itu muncullah
seorang pemuda dari daerah utara, tepatnya di Desa Lawean Kabupaten
Probolinggo, sosok pemuda inilah yang menjadi pilihan Kyai Somber untuk
dijadikan menantu, ia bernama Kyai Syarifuddin ( terkenal dengan sebutan Kyai
Syarif ). Dengan berbagai pertimbangan dilihat dari berbagai aspek, tentang
sosok pemuda ini yang menurutnya sangat cocok dengan kepribadian yang di
inginkan oleh keluarga Kyai Somber, akhirnya dinikahkanlah beliau dengan putri
nya yang bernama Nyai Khosyi’ah. Setelah Kyai Syarifuddin menjadi penduduk
Wonorejo, kini ia harus bisa meneruskan perjuangan mertuanya sekaligus harus
menguasai karakter masyarakatnya yang sangat kasar, angkuh dan apatis pada
agama, maka dengan berbagai pendekatan moral yang ia lakukan sebagai uswah
hasanah timbullah kepercayaan masyarakat terhadap Kyai Kharismatik ini, titik
poinnya beliau dipasrahi tiga orang santri yang berasal dari Desa Balung
Kabupaten Jember.dan Desa
Senduro Kabupaten Lumajang. Tiga santri inilah sebagai wujud awal berdirinya
pondok Pesantren “ Tashilul Mubtadi’in “. namun karena untuk mengenang jasanya
maka tanggal penetapan nama pesantren ini diambil dari masa perintis pertama,
tepatnya yaitu tanggal 12 April 1912 .
Pada tahun 1916 –
1925 nama Pondok Pesantren melambung tinggi sampai kepulau bawean, hal ini
terbukti dengan adanya santri dari pulau tersebut dan ditambah santri dari
sekitar Lumajang yang mencapai 50 santri, namun pada tahun 1942 – 1945 santri
menurun drastis karena akibat dari jajahan jepang yang juga dilampiaskan pada
santri hingga santri pada waktu itu juga hanya tinggal 8 orang. Anehnya
kemerosotan ini justru membuat Kyai Syarif berapi-api dalam memperjuangkan
agama Allah, bahkan beliau sempat ikut memperjuangkan bangsa di medan pertempuran
melawan penjajah. Setelah indonesia merdeka ,khususnya tahun 1948
bermunculanlah santri dari probolinggo, jember, bawean, dan Lumajang, sehingga
santri mencapai 40 orang dan membuat kyai Syarif terpanggil untuk mendirikan
Madrasah yang sederhana, inipun hanya sampai kelas III. Namun kesederhanaan ini
tidak disia-siakan oleh beliau, dalam perintisannya beliau dibantu oleh
putranya ( Kyai Adro’i Ali – Kyai Rosyidi ) dan menantunya bernama Kyai
Hadiri berasal dari desa Selok Gondang, kira-kira 6-7 km dari desa Wonorejo.
Pondok Pesantren
“Tashilul Mubtadi’in” desa wonorejo ini berkembang pesat dibawah asuhan Kyai
Syarifuddin dan dibantu oleh putra dan menantunya . Berikut silsilah keluarga
besar bani Syarif sebagai sebagai penerus perjuangannya :
1. Kyai Adro’i
dikawinkan dengan Nyai Saudah punya putra :
a. Nyai. Aminah : menetap di desa Wonorejo ( Almarhumah )
b. Nyai Hj.Ummi Hannah
: Desa Wonorejo PPs. “Nurut Tauhid”
c. Nyai . Qonitatillah : Desa Bondoyudo Lumajang PPs
“Qonitatillah”
d. Kyai Bukaillah : menetap di Desa Dawuhan Wetan
e. Kyai Fawahim : Desa Pandanwangi Pondok Pesantren “ Zadul
Ma’ad “.
f. Nyai Hj. Maqtuatis Surroh : Wonorejo PPs. Kyai Syarifuddin.
2. Nyai Romlah di kawinkan dengan Kyai Rasyidi punya putra :
a. Nyai Musayyarah: menetap di Wonorejo ( Almarhumah )
b. Nyai Mujahadah : menetap di Wonorejo PPs. Kyai
Syarifuddin
c. Kyai Mukhdor : Desa Selok Besuki ( Almarhum ) PPs. “Darus
Salam”
3. Nyai Yumnah di kawinkan dengan Kyai Hadiri Punya Putra:
a. KH. Abd. Malik Qurtubi : Desa Duren Dawuhan Lor PPs. “
Al-Maliki “
b. Kyai Faqih Khalili: ( Al-marhum ) : Wonorejo PPs. “ Nurul
Istiqomah “
c. KH. Sulahak Syarif : Desa Wonorejo Pondok Pesantren “Kyai
Syariufddin”
d. KH. Drs. Syuhadak Syarif : Desa Gumuk mas Jember PPs “Darul
Muqomah“
e. KH. M. Adnan Syarif, Lc.M.A. : Desa Wonorejo PPs. “
Kyai Syarifuddin “
Para pengasuh
Pondok Pesantren “ Tashilul Mubtadiin “ dan seluruh bani Syarif merasa
terpanggil untuk mengenang Kyai Syarifuddin ( sebagaimana terkenangnya Kyai
Syarif pada masa perintisan Kyai Somber hingga beliau menetapkan tanggal 12
April 1912 sebagai berdirinya Pondok Pesantren (Tashilul Mubtadi’in ) maka para
pengasuh rapat terbuka dengan para alumni membahas tentang perubahan nama
“Tashilul Mubtadi’in” menjadi “Kyai Syarifuddin”, tujuannya agar nama
pendirinya selalu dikenang oleh para penerusnya, jadi nama pondok pesantren
Kyai Syarifuddin ini bukanlah atas inisiatif Kyai Syarif melainkan keinginan
para penerusnya.
Kepesatan santri
yang bermunculan dari berbagai penjuru desa dan kota membuat pondok Pesantren
Kyai Syarifuddin Wonorejo Kedungjajang Lumajang yang kini diasuh oleh KH.
Sulahak Syarif dan KH. M. Adnan Syarif, Lc., MA. Merasa tertantang untuk lebih
serius melayani masyarakat dalam dunia pendidikan. Untuk mengakomodir segala aktifitas
pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan yang ada dil ingkungan pesantren, maka
didirikanlah sebuah Yayasan yang diberi nama Yayasan Kyai Syarifuddin dengan
tujuan untuk mempermudah pengawasan kelancaran program lembaga-lembaga
pendidikan dan aktifitas di Pondok Pesantren , dalam hal ini Yayasan Kyai
Syarifuddin sepenuhnya dipimpin oleh KH. M. Adnan Syarif, Lc., MA.
Dengan kehadiran
Yayasan ini maka saat ini Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin merasa lebih
efektif dalam melangsungkan kegiatan belajar mengajar, hal ini tidak hanya
dirasakan oleh pondok pesantren tetapi juga oleh lembaga pendidikan formal dan
non formal. Yayasan kyai Syarifuddin sebagai induk dari semua lembaga
pendidikan mempunyai satu program khusus yang dilaksanakan setiap tahun yaitu Haflatul
Imtihan, Wisuda Purnasiswa dan pertemuan wali murid/santri serta para alumni
Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin , dengan tujuan menyatukan visi dan
misi pesantren dan konsep kepesantrenan.
Di lain pihak
pondok pesantren Kyai Syarifuddin juga perlu adanya penanganan khusus untuk
lebih meningkatkan kreatifitas belajar santri, maka KH. M. Adnan Syarif, Lc,
MA. sebagai alumni timur tengah memberikan gagasan baru, bahwa internal
pesantren harus mempunyai pengelola khusus, bertolak ukur pada gagasan tersebut
maka dibentuklah Majelis Pembina Santri (MPS) dan kini secara organisatoris
lembaga ini, ruang lingkupnya hanya dalam pesantren saja.
PROFIL
PONDOK PESANTREN KYAI SYARIFUDDIN
WONOREJO KEDUNGJAJANG LUMAJANG
Sejarah Singkat Pondok Pesantren
Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin adalah lembaga pendidikan Islam yang
didirikan pada tahun 1912 oleh Kyai Syarifuddin. Awalnya pondok pesantren ini
bernama "Tashilul Mubtadi'in". Kemudian untuk
mengabadikan nama pendirinya, oleh para penerus, pengasuh, dan para alumninya,
pondok pesantren ini diubah namanya menjadi Pondok Pesantren "Kyai
Syarifuddin".
Alamat Pondok Pesantren
Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin terletak di Kabupaten Lumajang
Alamat
: Desa Wonorejo RT 15 RW 06 Kec. Kedungjajang
Kab. Lumajang Jatim 67358
Telp / Fax :
(0334) 884687-886259-887071 / (0334) 887071
Visi, Misi, dan Tujuan Pondok Pesantren
1. Visi Pondok Pesantren Kyai Syarifudin
"Terbentuknya generasi muslim yang berilmu luas, beriman kuat, beramal
sholeh, dan berakhlakul karimah".
2. Misi Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin
Menyelenggarakan kegiatan pendidikan, baik formal,informal, maupun nonformal
untuk mencetak santri yang berilmu dan berwawasan luas.
Menyelenggarakan kegiatan ritual keagamaan sebagai wahana pendidikan
spiritual santri dalam praktik kehidupan sehari-hari.
Mengembangkan sikap berakhlakul karimah seperti diteladankan oleh Rasulullah
Saw. dan Para Salafuna al Sholih.
3. Tujuan Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin
Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin didirikan bertujuan untuk mencetak
kader-kader muslim yang sholeh, mukhlish, berakhlaqul karimah dan berdedikasi
tinggi serta mampu mengamalkan ilmunya pada masyarakat dengan baik dan benar.
Oleh karena itu, pondok pesantren Kyai Syarifuddin selalu berpijak pada motto: "melestarikan nilai-nilai
lama yang baik dan
mentransfer nilai-nilai baru yang lebih baik". Karena itu pula, pola dan sistem
pendidikannya memadukan 3 model unggulan, yaitu :
Modern dalam sistem pendidikan dan proses belajar mengajar
Tradisional Islami dalam tata krama atau adab sopan santun
Qur'an dan Sunnah Shohihah dalam beraqidah syari'ah.
Lingkup Kegiatan Pendidikan
Lembaga pendidikan yang ada di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Kyai
Syarifuddin Wonorejo Kedungjajang Lumajang dapat dikelompokkan menjadi
tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
Unit pendidikan informal, yang dalam kegiatannya didasarkan
pada
kurikulum intern pondok pesantren. Unit
pendidikan ini meliputi:
a Pendidikan Kepesantrenan,
berupa pengajian kitab kuning dengan sistem Wetonan (kuliyah) dan Sorogan
(individual).
b Pendidikan Madrasah Diniyah atau
sekolah khusus agama, yang meliputi:
1). Madrasah Sifir atau setingkat TK;
2). Madrasah Awwaliyah atau setingkat SD/MI;
3). Madarasah Wustho atau setingkat SMP/MTs;
4). Madrasah ‘Ulya atau setingkat SMA/MA.
c Lembaga Pengembangan
Tahfidzul Qur’an
Unit pendidikan Formal, yang kegiatannya mengikuti kurikulum
luar pesantren, yaitu mengikuti kurikulum Depag atau Diknas. Unit pendidikan
formal ini meliputi:
PAUD. Syarifuddin;
TK. Syarifuddin;
MI. Syarifuddin;
MTs. Syarifuddin;
MA. Syarifuddin
1). Program IPA
2). Program IPS;
STAIS (Sekolah Tinggi Agama Islam Syarifuddin)
1). Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam
2). Jurusan Syariah Program Studi Ekonomi Syari'ah.
Unit Pendidikan Nonformal, yang berupa kegiatan-kegiatan ekstra
Pondok Pesantren sebagai pendukung pengembangan bakat dan pengalaman santri
sebelum pulang ke masyarakat. Kegiatan pendidikan nonformal ini antara lain
meliputi : pembinaan Qiroatul Qur’an, kaligrafi, kursus bahasa arab dan bahasa
inggris, komputer, peternakan, perikanan, pemberdayaan kesehatan pesantren,
jahit-menjahit, olah raga, keorganisasian, dan kesenian Islami.
Profil Lembaga-lembaga Pendidikan di Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin
1). Lembaga Pendidikan Informal
a). Pendidikan Kepesantrenan
Unit Pendidikan ini kegiaatannya berupa pengajian kitab kuning dengan metode
khas pondok pesantren, yaitu menggunakan sistem kuliah umum (wetonan/bandongan)
dan sistem individual (sorogan). Pelaksanaan pengajian bandongan di Pondok
Pesantren Kyai Syarifuddin ditangani pengurus dan dibina langsung oleh
pengasuh/kyai dengan menempati lokasi yang luas misalnya masjid dan diikuti
oleh seluruh santri senior serta masyarakat umum. Sedangkan pengajian
sorogan terutama diikuti oleh santri-santri senior dengan cara mengajukan dan
membaca sendiri kitabnya di hadapan kyai, kemudian kyai melayaninya dengan cara
menyimak, mentashih, dan memperbaikinya jika terdapat kekurangsempurnaan makna
dan bacaan. Demikian seterusnya berjalan secara bergantian sesuai dengan waktu
yang telah disediakan.
Dalam pelaksanaannya, aktivitas pendidikan dan pembelajaran sistem ini relatif
lancar walaupun tanpa peraturan yang ketat dan job deskripsi yang jelas. Hal
ini dapat dimaklumi karena bagi setiap santri di pondok pesantren pada umumnya
sosok kyai merupakan sentral figur yang sangat ditunggu berkah ilmu dari
pengajiannya. Di Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin pada saat ini, kegiatan
pengajian tersebut disajikan oleh KH. Sulahak Syarif dan KH. M. Adnan Syarif,
Lc,. M.A. Para santri yang mengikuti pengajian ini adalah terutama
santri-santri senior yang sudah lancar dan lama mondok di pondok pesantren Kyai
Syarifuddin.
Visi dan Misi Pendidikan Kepesantrenan ini mengacu langsung pada visi dan misi
pondok pesantren Kyai Syarifuddin sebagaimana dikemukakan pada bagian tersebut
di atas